0
OBJEK WISATA YANG MENARIK DI INDONESIA
Posted by Neo
on
23.18
Taman
Nasional Wakatobi
Taman Nasional Wakatobi
memiliki potensi sumberdaya alam laut yang bernilai tinggi baik jenis dan
keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan. Secara umum perairan
lautnya mempunyai konfigurasi dari mulai datar sampai melandai kearah laut, dan
beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman airnya
bervariasi, bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian
besar berpasir dan berkarang.
Taman nasional ini memiliki
25 buah gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang
sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili diantaranya
Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora profundasafla, Pavona cactus,
Leptoseris yabei, Fungia molucensis, Lobophyllia robusta, Merulina ampliata,
Platygyra versifora, Euphyllia glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora
pistillata, Sarcophyton throchelliophorum, dan Sinularia spp.
Kekayaan jenis ikan yang
dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan konsumsi perdagangan dan
ikan hias diantaranya argus bintik (Cephalopholus argus), takhasang (Naso
unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus
undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus
guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon
rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea,
dan lain-lain
Selain terdapat beberapa jenis burung laut
seperti angsa-batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius
peronii), raja udang erasia (Alcedo atthis); juga terdapat tiga
jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang ada di taman nasional
yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta
caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman
nasional yaitu suku laut atau yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina
kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah
manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi,
dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang
masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat
kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama
penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.
Pulau Hoga (Resort Kaledupa), Pulau Binongko
(Resort Binongko) dan Resort Tamia merupakan lokasi yang menarik dikunjungi
terutama untuk kegiatan menyelam, snorkeling, wisata bahari, berenang,
berkemah, dan wisata budaya.
Musim kunjungan
terbaik: bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap
tahunnya.
Cara pencapaian
lokasi: Kendari ke Bau-bau dengan kapal cepat regular setiap hari dua
kali dengan lama perjalanan lima jam atau setiap hari dengan kapal kayu selama
12 jam. Dari Bau-bau ke Lasalimu naik kendaraan roda empat selama dua jam, lalu
naik kapal cepat Lasalimu-Wanci selama satu jam atau kapal kayu Lasalimu-Wanci
selama 2,5 jam. Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman
Nasional Wakatobi.
Dinyatakan ----
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 393/Kpts-V/1996
luas 1.390.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 765/Kpts-II/2002
luas 1.390.000 hektar
Letak Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara
Temperatur udara 19° - 34° C
Curah hujan 1.000 – 2.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 3 meter dpl
Letak geografis 5°12’ - 6°10’ LS, 123°20’ - 124°39’ BT
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 393/Kpts-V/1996
luas 1.390.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 765/Kpts-II/2002
luas 1.390.000 hektar
Letak Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara
Temperatur udara 19° - 34° C
Curah hujan 1.000 – 2.200 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 3 meter dpl
Letak geografis 5°12’ - 6°10’ LS, 123°20’ - 124°39’ BT
Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan
perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika daratan
pulau di Papua/Irian Jaya.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih merupakan taman
nasional perairan laut terluas di Indonesia, terdiri dari daratan dan pesisir
pantai (0,9%), daratan pulau-pulau (3,8%), terumbu karang (5,5%), dan perairan
lautan (89,8%).
Potensi karang Taman Nasional Teluk Cendrawasih
tercatat 150 jenis dari 15 famili, dan tersebar di tepian 18 pulau besar dan
kecil. Persentase penutupan karang hidup bervariasi antara 30,40% sampai dengan
65,64%. Umumnya, ekosistem terumbu karang terbagi menjadi dua zona yaitu zona
rataan terumbu (reef flat) dan zona lereng terumbu (reef slope).
Jenis-jenis karang yang dapat dilihat antara lain koloni karang biru (Heliopora
coerulea), karang hitam (Antiphates sp.), famili Faviidae dan
Pectiniidae, serta berbagai jenis karang lunak.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih terkenal kaya
akan jenis ikan. Tercatat kurang lebih 209 jenis ikan penghuni kawasan ini
diantaranya butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish,
dan anemonefish.
Jenis moluska antara lain keong cowries (Cypraea
spp.), keong strombidae (Lambis spp.), keong kerucut (Conus spp.),
triton terompet (Charonia tritonis), dan kima raksasa (Tridacna
gigas).
Terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat
di taman nasional ini yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu
hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae),
dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Duyung (Dugong dugon),
paus biru (Balaenoptera musculus), ketam kelapa (Birgus latro),
lumba-lumba, dan hiu sering terlihat di perairan Taman Nasional Teluk
Cendrawasih.
Terdapat goa alam yang merupakan
peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar
garam di Pulau Misowaar, goa dalam air dengan kedalaman 100 feet di Tanjung
Mangguar. Sejumlah peninggalan dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa
tempat seperti di Wendesi, Wasior, dan Yomber. Umat Kristiani banyak yang
berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon), hanya untuk melihat kitab suci
terbitan tahun 1898.
Beberapa
lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pulau Rumberpon. Pengamatan satwa (burung), penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut.
Pulau Nusrowi. Menyelam dan snorkeling, wisata bahari, pengamatan satwa.
Pulau Mioswaar. Sumber air panas, air terjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
Pulau Yoop dan perairan Windesi. Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.
Pulau Roon. Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, air terjun, wisata budaya, dan gereja tua.
Pulau Rumberpon. Pengamatan satwa (burung), penangkaran rusa, wisata bahari, menyelam dan snorkeling, kerangka pesawat tempur Jepang yang jatuh di laut.
Pulau Nusrowi. Menyelam dan snorkeling, wisata bahari, pengamatan satwa.
Pulau Mioswaar. Sumber air panas, air terjun, menyelam dan snorkeling, pengamatan satwa dan wisata budaya.
Pulau Yoop dan perairan Windesi. Pengamatan ikan paus dan ikan lumba-lumba.
Pulau Roon. Pengamatan satwa burung, menyelam dan snorkeling, air terjun, wisata budaya, dan gereja tua.
Musim kunjungan terbaik: bulan
Mei s/d Oktober setiap tahunnya.
Cara
pencapaian lokasi: Dari
Jakarta, Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, Jayapura, Honolulu dan Darwin
menggunakan pesawat ke Biak, selanjutnya dari Biak menggunakan pesawat ke
Manokwari atau Nabire. Dari Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Jayapura
menggunakan kapal laut ke Manokwari atau Nabire. Dari Manokwari ke lokasi taman
nasional (Pulau Rumberpon) menggunakan longboat dengan waktu 5,5 jam. Atau dari
Manokwari ke kota kecamatan Ransiki dengan mobil sekitar tiga jam dan
dilanjutkan dengan motorboat sekitar 2,5 jam.
Dinyatakan ---
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 448/ Menhut-VI/90
luas 1.453.500 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 8009/Kpts-II/2002
luas 1.453.500 hektar
Letak Kab. Manokwari dan Kab. Paniai,
Provinsi Papua/Irian Jaya
Temperatur udara 21° - 33° C
Curah hujan 1.200 – 3.700 mm/tahun
Kelembaban udara 82 - 83 %
Kecepatan angin 3,5 - 9,0 knot dan 22 - 23 knot
Musim Barat September s/d Maret
Musim Timur April s/d Juli
Musim peralihan Rata-rata Agustus
Letak geografis 1°43’ - 3°22’ LS, 134°06’ - 135°10’ BT
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 448/ Menhut-VI/90
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 8009/Kpts-II/2002
luas 1.453.500 hektar
Letak Kab. Manokwari dan Kab. Paniai,
Provinsi Papua/Irian Jaya
Temperatur udara 21° - 33° C
Curah hujan 1.200 – 3.700 mm/tahun
Kelembaban udara 82 - 83 %
Kecepatan angin 3,5 - 9,0 knot dan 22 - 23 knot
Musim Barat September s/d Maret
Musim Timur April s/d Juli
Musim peralihan Rata-rata Agustus
Letak geografis 1°43’ - 3°22’ LS, 134°06’ - 135°10’ BT
Taman Nasional Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu memiliki topografi
daerah yang bergelombang mulai ringan sampai berat dengan relief berbukit-bukit
sampai bergunung-gunung.
Beberapa tumbuhan yang terdapat di Taman
Nasional Kelimutu antara lain kayu mata (Albizia montana), kebu (Homalanthus
giganteus), tokotaka (Putranjiva roxburghii), uwi rora (Ardisia
humilis), longgo baja (Drypetes subcubica), toko keo (Cyrtandra
sp.), kayu deo (Trema cannabina), dan kelo (Ficus villosa).
Taman Nasional Kelimutu merupakan habitat
sekitar 19 jenis burung yang terancam punah diantaranya punai Flores (Treron
floris), burung hantu wallacea (Otus silvicola), sikatan
rimba-ayun (Rhinomyias oscillans), kancilan Flores (Pachycephala
nudigula), sepah kerdil (Pericrocotus lansbergei), tesia Timor (Tesia
everetti), opior jambul (Lophozosterops dohertyi), opior paruh
tebal (Heleia crassirostris), cabai emas (Dicaeum annae),
kehicap Flores (Monarcha sacerdotum), burung madu matari (Nectarinia
solaris), dan elang Flores (Spizaetus floris).
Dari empat jenis mamalia endemik
taman nasional ini, yang sering dijumpai adalah dua tikus gunung Bunomys naso dan Rattus hainaldi.Di taman nasional
ini dapat dijumpai beberapa satwa seperti banteng (Bos
javanicus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak nainggolani),
luwak (Pardofelis marmorata), trenggiling
(Manis javanica), landak (Hystrix brachyura brachyura), dan
kancil (Tragulus javanicus javanicus).
Sedangkan biota laut yang berada
di sekitar Pulau Menjangan dan Tanjung Gelap terdiri dari 45 jenis karang
diantaranya Halimeda macroloba, Chromis spp., Balistes spp., Zebrasoma spp., dan Ypsiscarus ovifrons; 32 jenis ikan
diantaranya ikan bendera (Platax pinnatus),
ikan sadar (Siganus lineatus), dan barakuda (Sphyraena jello); 9 jenis molusca
laut diantaranya kima selatan (Tridacna derasa),
triton terompet (Charonia tritonis),
dan kima raksasa (Tridacna gigas).
Selain memiliki keanekaragaman hayati yang cukup
bernilai tinggi, juga memiliki keunikan dan nilai astetika yang menarik yaitu
dengan adanya tiga buah danau berwarna dan berada di puncak Gunung Kelimutu
(1.690 meter dpl). Danau pertama bernama Tiwu Ata Mbupu (danau arwah para
orang), danau kedua bernama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (danau arwah muda-mudi) dan
danau ketiga bernama Tiwu Ata Polo (danau arwah para tukang tenung). Danau
pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak
menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Warna air dari ketiga danau tersebut
berbeda satu sama lain dan selalu berubah dari waktu ke waktu terutama warna
air Tiwu Nuwa Muri (duabelas kali perubahan dalam jangka waktu duapuluh lima
tahun). Selain disebabkan oleh aktivitas gunung berapi Kelimutu, perubahan
warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota
air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan
dasar dana.
Kekayaan alam yang dimiliki Taman Nasional
Kelimutu ditunjang oleh seni budaya berupa rumah adat, tarian tradisional dan
kerajinan tenun ikat yang merupakan ciri khas masyarakat setempat. Pembuatan
tenun ikat sangat menarik perhatian pengunjung, karena didasari oleh seni dan
imajinasi yang sangat tinggi dan berbeda dengan pembuatan tenun ikat lainnya di
Indonesia.
Lokasi/obyek
yang menarik untuk dikunjungi:
Gunung Kelimutu. Di puncak Gunung Kelimutu merupakan tempat yang paling strategis untuk dapat melihat ketiga danau tersebut.
Moni. Sumber air panas, air terjun dan perkampungan pembuat tenun ikat tradisional.
Gunung Kelimutu. Di puncak Gunung Kelimutu merupakan tempat yang paling strategis untuk dapat melihat ketiga danau tersebut.
Moni. Sumber air panas, air terjun dan perkampungan pembuat tenun ikat tradisional.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d
September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi:
Menggunakan pesawat terbang Kupang-Ende selama sekitar 40 menit atau Bima-Ende
selama sekitar 90 menit. Selanjutnya dari Ende ke desa terdekat yaitu Desa
Koanara sekitar 93 km (± 3 jam). Kemudian dari Desa Koanara-Desa Koposili-Desa
Manakuko-Puncak Danau Kelimutu berjalan kaki sekitar 2,5 jam.
Dinyatakan
---
Ditunjuk : Menteri Kehutanan, SK No. 279/Kpts-II/92 luas 5.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No. 675/Kpts-II/97
Luas : 5.356,5 hektar
Letak : Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Temperatur udara : 25° - 31° C
Curah hujan : 1.600 – 3.300 mm/tahun
Ketinggian tempat : 1.500 – 1.731 meter dpl
Letak geografis : 8°43’ - 8°48’ LS, 121°44’ - 121°51’ BT
Ditunjuk : Menteri Kehutanan, SK No. 279/Kpts-II/92 luas 5.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No. 675/Kpts-II/97
Luas : 5.356,5 hektar
Letak : Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Temperatur udara : 25° - 31° C
Curah hujan : 1.600 – 3.300 mm/tahun
Ketinggian tempat : 1.500 – 1.731 meter dpl
Letak geografis : 8°43’ - 8°48’ LS, 121°44’ - 121°51’ BT
Taman Nasional Gunung Rinjani
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan perwakilan
tipe ekosistem hutan hujan pegunungan rendah hingga pegunungan tinggi dan
savana di Nusa Tenggara.
Potensi tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional
Gunung Rinjani antara lain jelutung (Laportea stimulans), dedurenan (Aglaia
argentea), bayur (Pterospermum javanicum), beringin (Ficus
benjamina), jambu-jambuan (Syzygium sp.), keruing (Dipterocarpus
hasseltii), rerau (D. imbricatus), eidelweis (Anaphalis
javanica), dan 2 jenis anggrek endemik yaitu Perisstylus rintjaniensis dan
P. lombokensis.
Selain terdapat satu jenis mamalia endemik yaitu
musang rinjani (Paradoxurus hemaproditus rinjanicus), juga terdapat
kijang (Muntiacus muntjak nainggolani), lutung budeng (Trachypithecus
auratus kohlbruggei), trenggiling (Manis javanica), burung
cikukua tanduk (Philemon buceroides neglectus), dawah hutan (Ducula
lacernulata sasakensis), kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis
broderipii), dan beberapa jenis reptilia.
Pada lembah di sebelah barat
Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m. dpl) yang airnya berbau
belerang, suhunya berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Luas danau tersebut
sekitar 1.100 hektar, kedalaman antara 160 - 230 meter. Di tengah-tengah danau
ini muncul gunung baru vulkanik yang masih aktif dan terus berkembang.
Gunung Rinjani yang merupakan
gunung tertinggi ketiga di Indonesia (3.720 m. dpl), menyimpan berbagai misteri
salah satu diantaranya yaitu tentang keberadaan Dewi Enjeni. Menurut
kepercayaan masyarakat sekitar, Dewi Enjeni adalah Ratu jin penguasa Gunung
Rinjani. Mereka meyakini bahwa Dewi Enjeni lahir dari perkawinan manusia Sasak
dengan jin, berparas cantik dan masih keturunan Raja Selaparang. Untuk
menghormati Dewi Enjeni, masyarakat sering mengadakan upacara religius di
Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak, dengan melepaskan ikan-ikan kecil yang
terbuat dari emas tipis ke Danau Segara Anak.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk
dikunjungi:
Puncak Gunung Rinjani. Mendaki gunung, berkemah dan menikmati panorama alam Pulau Lombok.
Danau Segara Anak, Sebau dan Gunung Baru. Penelitian, menikmati fenomena alam/gejala alam, sumber air panas, mandi, pengamatan satwa dan menjelajahi hutan. Pada bulan Maulud, di Danau Segara Anak sering dijadikan atraksi budaya Pakelem (memandikan keris).
Otakkokoq dan Kembang Kuning. Mandi air panas yang berbau belerang untuk pengobatan (penghalus kulit) dan air terjun.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu;Perang Topat pada bulan Desember dan Ciwaratri pada bulan Januari di Mataram.
Puncak Gunung Rinjani. Mendaki gunung, berkemah dan menikmati panorama alam Pulau Lombok.
Danau Segara Anak, Sebau dan Gunung Baru. Penelitian, menikmati fenomena alam/gejala alam, sumber air panas, mandi, pengamatan satwa dan menjelajahi hutan. Pada bulan Maulud, di Danau Segara Anak sering dijadikan atraksi budaya Pakelem (memandikan keris).
Otakkokoq dan Kembang Kuning. Mandi air panas yang berbau belerang untuk pengobatan (penghalus kulit) dan air terjun.
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu;Perang Topat pada bulan Desember dan Ciwaratri pada bulan Januari di Mataram.
Musim kunjungan terbaik: bulan Agustus s/d
Desember setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi:
Mataram - Selong - Sambelia - Sembalun Lawang (140 km) sekitar 4,5 jam dengan mobil. Bila berjalan kaki ke danau memerlukan waktu selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Senaru (82 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Torean (85 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 7,5 jam. Mataram - Masbagik - Kutaraja - Tetebatu (60 km) sekitar 1,5 jam, jalan kaki ke Otakkokoq selama 30 menit.
Mataram - Selong - Sambelia - Sembalun Lawang (140 km) sekitar 4,5 jam dengan mobil. Bila berjalan kaki ke danau memerlukan waktu selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Senaru (82 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 9 jam (25 km). Mataram - Bayan - Torean (85 km) sekitar 2,5 jam, jalan kaki ke danau selama 7,5 jam. Mataram - Masbagik - Kutaraja - Tetebatu (60 km) sekitar 1,5 jam, jalan kaki ke Otakkokoq selama 30 menit.
Ditunjuk
: Menteri Kehutanan, SK No.448/Kpts-II/90 luas 40.000 hektar
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No.280/Kpts-II/1997
Luas : 41.330 hektar
Letak : Kab. Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Timur, Prop. Nusa Tenggara Barat
Curah hujan Rata-rata : 2.000 mm/tahun
Ketinggian tempat : 550 – 3.726 meter dpl
Letak geografis : 8°18’ - 8°33’ LS, 116°18’ - 116°32’ BT
Ditetapkan : Menteri Kehutanan, SK No.280/Kpts-II/1997
Luas : 41.330 hektar
Letak : Kab. Lombok Barat, Lombok Timur dan Lombok Timur, Prop. Nusa Tenggara Barat
Curah hujan Rata-rata : 2.000 mm/tahun
Ketinggian tempat : 550 – 3.726 meter dpl
Letak geografis : 8°18’ - 8°33’ LS, 116°18’ - 116°32’ BT